Oleh : Labai Korok
Senior yang menjadi barometer tauladan para aktivis minangkabau sudah mendapatkan gelar doktor yaitu Bung Hary Efendi Iskandar pada sidang promosi doktor di Kampus Universitas Padjajaran (Unpad), Jumat (12/8/2022) Jatinangor.
Satu lagi akademisi Universitas Andalas (Unand) dan putra Piaman berhasil meraih gelar tertinggi dibidang akademik, yaitu Doktor. Ucapan Penulis, "Selamat dan sukses kepada salah satu keluarga kami, Hary Efendy Iskandar atas ujian promosi Doktor, yang diselenggarakan hari ini pukul 09.00 Wib di aula PSBJ Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.”
Banyak tokoh asal Sumbar yang hadir di sidang promosi Doktor Hary tersebut, Baik hadir langsung seperti Penulis dan disaksikan banyak sahabat Bung Harry secara langsung lewat online.
Diantara tokoh Sumbar hadir menyaksikan sidang promosi Doktor Harry Efendi. Di kursi tamu pada sidang tersebut, Rektor Unand Prof Yuliandri, Hakim MK Prof Saldi Isra, mantan Menteri Bappenas/Kepala Bappenas Andrinof A Chaniago, Anggota DPR RI H Darul Siska, Prof Firman Hasan (mantan WR 3 Unand), Prof Helmi (mantan WR 4 Unand), Prof Herry (mantan Kepala LLDIKTI Wilayah X), Dekan FIB Unand Prof Herwandi, dan juga hadir Komisioner KPU dan Bawaslu Sumbar, serta tokoh lainnya.
Saat kata sambutan penutup dari ketua promotor (Unpad) menyampaikan bahwa baru saat sekarang karangan bunga paling banyak bejejeran, yang diberikan oleh para sahabat yang melakukan sidang promosi doktor dikampus ini. Selamat buat Doktor Harry Efendi Iskandar sekali lagi diiringi tepuk tangan para hadirin.
Bung Harry yang Penulis pangil Abang dikampus Unand membuat terobosan baru dalam kajiannya doktornya ini. Bang Harry menyimpulkan bahwa orang "pandai" diminangkabau mempengaruhi kemenangan dan kekalahan para calon Kepala Daerah yang bertanding dalam kontestasi Pilkada Sumbar.
Kajian itu diungkapkan dalam sidang tersebut dan bang Harry mempertahankan disertasinya dengan judul ; SUPRANATURAL DALAM KEHIDUPAN POLITIK MINANGKABAU: STUDI TENTANG RELASI KUASA URANG PANDAI DENGAN CALON KEPALA DAERAH PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI SUMATERA BARAT (1977-2015) dihadapi penguji sidang promosi Doktor tersebut.
Kesimpulan yang Penulis dapatkan sebagai pendengar dalam sidang Doktor tersebut adalah Pilkada yang diikuti oleh kandidat agar bisa menang tidak bisa terlepas dari orang pandai. Sosok orang pandai disini adalah tokoh keagaman yang mengajarkan ilmu agama dan bisa juga memberikan pengobatan tertentu dengan doa-doa sehingga banyak pengikut yang sembuh.
Jika dikupas lebih dalam materi dengan judul ; SUPRANATURAL DALAM KEHIDUPAN POLITIK MINANGKABAU: STUDI TENTANG RELASI KUASA URANG PANDAI DENGAN CALON KEPALA DAERAH PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI SUMATERA BARAT (1977-2015) sangatlah panjang dan banyak ilmu baru yang didapat selain ilmu survey Pilkada dan ilmu tentantang Pilkada lainnya.
Selamat buat Kanda ambo yang juga senior dan juga guru Penulis sesama aktivis BEM KM Unand[*].