Oleh : Labai Korok Piaman
Hari Senin, tanggal 11 April 2022, rencana elemen Mahasiswa seluruh Indonesia akan turun kejalan menggugat kepemimpinan nasional yang tidak berpihak kepada rakyat Indonesia. Satu kata pada mahasiswa yaitu Selamatkan NKRI dari kerakusan para pemimpin dan ketidakadilan yang dirasakan oleh warga negara.
Gerakan mahasiswa adalah salah satu unsur masyarakat yang memiliki "bargaining position" bagi suatu perubahan di negeri ini. Hal itu disebabkan kalangan mahasiswa tidak hanya memosisikan diri sebagai penghuni bangku kuliah yang pasif, tapi dalam kesehariannya selalu memfungsikan daya monitoring-nya terhadap perkembangan yang ada, terutama yang berkenaan dengan kebijakan pemerintah nusantara ini.
Ingat Jasmerah, ingat bahwa tanggal 12-15 Mei 1998 adalah hari yang paling bersejarah bagi mahasiswa Indonesia secara umum dan mahasiswa setiap propinsi, kabupaten atau kota pada khususnya. Sebab, pada tanggal itulah terjadi penembakan terhadap tiga mahasiswa yang terlibat dalam aksi demonstrasi yang menuntut rezim, penguasa mundur, reformasi terwujud.
Maka dinamakan tragedi Mei 1998 yang telah menjadi pintu gerbang runtuhnya singgasana Orde Baru. Tragedi Mei 1998 juga membuka lembaran reformasi yang cukup memberikan warna sejarah dan perbaikan kehidupan bangsa yang seharusnya hari ini sudah dirasakan perbaikannya.
Namun kejadianya paska reformasi tidak seperti itu terwujud, rezim "planga-plongo" (Jokowi) hari ini minta jabatannya diperpanjang, para penguasa dan kakinya meminta jabatan tiga periode. Sekarang harga komoditas pokok rakyat naik seperti minyak goreng antri dan mahal. Harga BBM dinaikan tamtpa peduli rakyat.
Namun yang paling membuat miris hati rakyat Indonesia saat ini adalah KKN terjadi dimana-mana seperti anak, menantu, handai tolan masuk dalam satu kekuasaan, mendapat jabatan dari bapaknya. Akhir tahun disaat pandemik covid-19 merajalela, semua pejabat negara kekayaannya malah meningkat, makin tajir para Mentri itu, ini berbeda dengan warga nusantara yang semakin miskin dan melarat.
Oleh karena itu, saat ini potensi kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat sangat besar, sudah mencederai prinsip demokrasi dan tak sesuai dengan nilai perjuangan reformasi, para mahasiswa yang mempunyai daya kritis yang cukup tajam, secara spontan wajib melakukan kritisme secara cermat dan benar. Turun kejalan.
Hal itu perlu dilakukan melibatkan suatu elemen gerakan saja, tetap melibatkan berbagai organ yang ada. Mereka sadar bahwa hanya dengan penyatuan ideologilah suatu gerakan bisa dilakukan secara masif. Satu kata rezim "planga-plongo" harus disuruh mundur untuk menyelamatkan kesengsaraan nusantara dari pengelolaan negara yang tidak benar.
Turun mahasiswa, bergeraknya mahasiwa hari ini merupakan langka maju bahwa mahasiswa itu masih ada. Perlu diingat bahwa mahasiswa hari ini memiliki masa depannya. Jika hari ini rezim "planga-plongo" sudah merusak tatanan demokrasi maka kedepan situasinya akan lebih parah.
Apalagi mahasiswa tidak sepenuh hati berjuang akibat sudah diberi nasi bungkus dalam lingkungan istana. Sudah diajarkan sebagai penjilat nusantara. Maka nusantara kedepan otomatis bisa hancur, mahasiswa yang memperoleh gelar sarjana tidak perlu lagi karena sosok rezim hari tidak butuh mahasiswa lulus jadi sarjana[*].