Oleh : Labai Korok Piaman
Pada Rabu, 3 November 2021, segelintir senior alumni KNPI berkumpul. Dihitung dari reprentasi senior alumni KNPI Sumbar, kehadirannya belum mewakili. Andaikan dihitung jumlah senior alumni KNPI paska reformasi mungkin sudah ada ribuan. Dari foto yang diposting melalui berita media, jumlahnya tak seberapa. Sedangkan Bung Defika Yufiandra memposting undangan secara terbuka dimedsos, idealnya banyak yang hadir.
Mereka, para senior alumni KNPI mengaku sebagai Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Sumbar. Dari berita yang dirilis, mereka menyampaikan bahwa di Sumatera Barat tidak ada dualisme kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Penulis membaca berita itu dengan heran, sepertinya para senior alumni KNPI Sumbar yang bertemu kemarin tidak mengikuti perkembangan Pemuda Sumbar kekinian, bahwa sudah ada tiga SK mengaku sebagai DPD KNPI Sumbar yaitu DPD KNPI Sumbar versi Erick, DPD KNPI Sumbar versi Fadli Amran, DPD KNPI Sumbar versi Donny Harisva Yandra. Malah sudah ada kesepakatan Musdaprov KNPI ke-XV Sumbar bersama dilakukan oleh Bung Erik-Donny.
Info terbaru yang Penulis dapat sudah ada SK DPD KNPI Sumbar terbaru lagi versi Ari. Tapi Penulis belum mendapatkan atau belum melihat SK aslinya. Jika ada SK DPD KNPI Sumbar versi Ari, berarti ada 4 DPD KNPI Sumbar yang perlu didudukan bersama untuk diselesaikan oleh para senior alumni KNPI Sumbar atau MPI.
Jadi mohon maaf senior alummi KNPI yang hadir kemarin, keputusannya bukan tidak ada dualisme. Tapi menurut Penulis, para senior alumni KNPI Sumbar seharusnya menghasilkan "EMPATLISME" DPD KNPI Sumbar menjadi "SATU" di Musdaprov KNPI ke-XV Sumbar.
Pertemuan alumni KNPI Sumbar kemarin, yang mengaku pengurus MPI Sumbar, idealnya mencarikan solusi bagaimana empat DPD KNPI Sumbar ini dijadikan satu, bukan membelah bambu, mendungkung satu DPD KNPI Sumbar saja dan menafikan atau menganggap tidak DPD KNPI versi lainnya. Jika hanya mengakui kepengurusan yang diketuai Fadly Amran, Ketua KNPI Sumbar periode 2018-2021, berarti para senior alumni KNPI Sumbar yang berkumpul kemarin adalah MPI versi Fadli Amran bukan mewakili semua.
Seperti yang dijelaskan diawal tulisan diatas yang namanya alumni KNPI Sumbar itu ribuan, jika dihitung semenjak KNPI Sumbar berdiri sampai sekarang dengan kehadiran para senior kemarin alumni KNPI Sumbar kemarin sangat tidak mewakili.
Malah Penulis berpikir jika yang hadir kemarin sedikit berarti alumni KNPI Sumbar atau MPI Sumbar yang tidak hadir dipastikan mendukung atau pro pada DPD KNPI Sumbar versi lain diluar DPD KNPI Sumbar versi Fadli Amran. Jika logika ini dipakai maka pertemuan senior alumni KNPI Sumbar kemarin belum menyelesaikan masalah.
Menurut Penulis, selayaknya MPI atau alumni KNPI Sumbar itu mencarikan solusi, sesuai dengan fungsi dan nilai-nilai Majelis Pemuda Indonesia merupakan sebuah forum koordinasi dan konsultasi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dan terhimpun di dalam KNPI untuk memberikan masukan-masukan dan saran-saran yang konstruktif dan strategis untuk memajukan KNPI.
Majelis Pemuda Indonesia (MPI) ini hanya memiliki sifat koordinasi dari pusat sampai kedaerah, keberadaan MPI idealnya menyatukan empat versi DPD KNPI Sumbar ini, bukan melakukan belah bambu yang berujung ketidakadilan ditengah junior yang bersemangat ber- KNPI [*].
