Urgensi Pembangunan Jalan By Pass Simp Taluak Ke Pasar Amur - BERNAMA.ID
News Update
Loading...

Selasa, 05 Oktober 2021

Urgensi Pembangunan Jalan By Pass Simp Taluak Ke Pasar Amur

Oleh : Safrudin, SS, MM
(Sekretaris Komisi III / Bid. Pembangunan DPRD Kab. Agam)
Prolog

Pernahkah dunsanak punya pengalaman menempuh jalan dari Padang – Bukittinggi 8-10 jam?, Saya yakin pengalaman ini terjadi ketika lebaran atau momen libur, tapi sekarang kemacetan Bukittinggi-Padang hampir setiap hari terutama di Pasar Padang Lua Banuhampu Kab. Agam, betapa besar kos yang hilang (loss of both time and money) baik bagi pegawai, pebisnis ataupun mahasiswa apalagi yang mau ke bandara. Khawatir dan stres terjadi akibat kemacetan.

Memang sesungguhnya banyak alternatif untuk mengurangi kemacetan Bukittinggi-Padang, diantaranya dengan manejemen sistem transportasi umum terintegrasi yaitu menghadirkan moda transportasi umum baik bus yang nyaman, atau menghidupkan kembali jalur kereta api, pembangunan tol atau memperlebar jalan dan lain sebagainya, maka yang mendesak dan kiranya bisa dikerjakan dalam jangka pendek adalah mengurai titik kemacetan dengan membangun alternatif jalan sehingga kepadatan lalu lintas bisa terbagi yaitu jalan by pass Simp. Taluak menuju Pasar Amur.

Tulisan ini akan membahas betapa “urgent” (baca : mendesak) dilanjutkan jalan by pass Simpang Taluak menuju Pasar Amur bahkan ke Koto Baru. Alternatif ini setelah tidak memungkinkan dibangunnya fly over di jalan Pasar Padang Luar terutama kesiapan masyarakat sekitar.

1.Posisi strategis jalur Padang – Bukittinggi

Jalur Padang – Bukittinggi sangatlah strategis mengingat juga merupakan jalur Antar Propinsi antara Padang-Pekanbaru, jalur Bandara BIM untuk daerah Bukittinggi dan daerah sekitarnya baik Batusangkar, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Pasaman dan Agam. Tentunya, posisi Padang sebagai pusat Ibu Kota Provinsi dan bandara serta pelabuhan tentulah menjadi tujuan berbagai kepentingan baik ekonomi, mobilitas logistik, pemerintahan dan juga pendidikan.

Dari sisi kota Bukittinggi, bahwa Bukittinggi merupakan jantung pariwisata Sumatra Barat dimana sebagai destinasi wisata unggulan yang bertentangga dengan Agam yang memiliki dua geopark nasional yakni Danau Maninjau dan Ngarai Sianok. Setiap saat kota ini menjadi daerah tujuan wisata andalan disamping Pagaruyung di Batusangkar dan daerah lainya, maka otomatis kelancaran transportasi akan mempengaruhi minat dan kenyamanan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Sumatra Barat.

Apalagi jika kita pandang dari sudut pembangunan berbasis kawasan dengan adanya konsep pembangunan kawasan BUKAPALIPATAR (Bukittinggi, Agam, Payakumbuh, Lima Puluh Kota, Padang Panjang dan Tanah Datar) dimana penataan kawasan sangatlah penting dilakukan secara terintegrasi sehingga pertumbuhan kawasan tersebut seirama dan sebangun dengan perencanaan kawasan yang terintegrasi sebagaimana kawasan JABODETABEK atau JABABEKA di daerah pusat Ibu Kota Jakarta, baik penataan transportasi, pembangunan jalan, dan penataan tata ruang dalam konsep kerja sama antar daerah.

Karena itu, salah satu urat nadi penghubung kawasan yang kita bicarakan ini adalah jalan Padang Luar yang senantiasa mengalami kemacetan, meskipun upaya mengurai kemacetan telah banyak dilakukan berbagai pihak baik petugas pasar untuk menertibkan para pedagang, kepolisian dan DLLAJ mengatur lalu lintas semua upaya tersebut boleh dikatakan belum berhasil kalau tidak dikatakan gagal. Walhasil sampai detik ini kemacetan jalur Padang Luar hampir dipastikan setiap hari kecuali hari senin saja.


2.Tantangan kepadatan lalu lintas kedepan

Menurut data BPS, Sumatera Barat pada tahun 2020 memiliki total kendaraan bermotor sebanyak 967.504 buah terdiri dari kendaran berpenumpang 30.493 buah, kendaraan bus 172.296 buah, truk 64.162 buah, dan sepeda motor 700.553 buah (bps.go.id). Jika rata-rata penambahan kendaran sekitar 700 buah sebulan maka dapat kita bayangkan betapa tingkat kemacetan akan semakin padat kedepan sementara lebar jalan masih seperti biasa.

Apalagi moda transportasi massal Padang – Bukittinggi belum memadai dan  belum menjadi pilihan favorit baik bus maupun travel, apalagi rencana menghidupkan jalur kereta api yang sudah merupakan agenda nasional lintas Sumatera belum jelas dan maksimal pelaksanaanya. Oleh karena itu kembali kepada solusi jangka pendek bahwa jalur kemacetan Bukitinggi-Padang terutama di Padang luar haruslah segera dibenahi dan dicarikan jalan keluarnya.

3. Perhatian Pemerintah Provinsi dan daerah Agam-Bukittinggi

Dalam kondisi ini dan permasalahan yang telah cukup lama berlarut, ditengah kegalauan secercah harapan muncul dengan adanya perhatian Gubernur terpilih Sumbar Buya Mahyeldi yang langsung bertemu dengan segenap “stakehokders” baik pengurus pasar, Wali Nagari, Anggota DPRD serta Pemda setempat sehingga adanya rencana melanjutkan jalur by pass Simp. Taluak ke Pasar Amur. Ide Gubernur ini tentulah disambut baik dan penting kita dukung bersama sehingga jika dibangun jalun by pass tersebut akan dapat mengatasi kemacetan di Padang Luar.

Keseriusan Pemprov Sumbar dan Gubernur terbukti ketika kami Komisi 3 DPRD Agam mempertanyakan langsung dalam kunjungan kerja resmi Komisi 3 ke Dinas PUPR Provinsi Sumbar bahwa Pemprov telah menyiapkan Perencanaan/DED serta telah melakukan sosialisasi ketengah masyarakat yang ditarget akhir 2021 ini termasuk penyelesaian tanah dan dukungan masyarakat yang dilalui jalur by pass tersebut. Sementara pembangunan jika permasalahan tanah dapat dituntaskan akan dimulai oleh Pemerintah Provinsi pada tahun 2023 yang akan datang.

Jika jalur by pass Simp. Taluak – Pasar Amur dapat dibangun pada periode ini, maka tentulah akan menyelesaikan permasalahan kemacetan dan "multiplayer effect" yang ditimbulkanya akibat kemacetan tersebut baik pada sektor ekonomi juga pariwisata, pemerintahan dan juga pendidikan dan hal ini akan menjadi kado terindah bagi kawasan BUKAPALIPATAR dan sekitarnya sehingga kelak tangan dingin Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi akan menggores sebuah kenangan indah terutama Kab. Agam sebagai kampung kelahiran beliau.

Epilog

Insya Allah, semua pihak tentu akan mendukung rencana mulia ini dan semoga ketersediaan anggaran memadai dan tidak lagi “Refocussing” dana untuk Covid 19 yang banyak menyedot anggaran daerah. Kita berharap semoga kondisi curva covid yang sudah melandai dan angka positif yang telah jauh turun akan berangkhir pada tahun mendatang, semoga situasi kembali normal dan ekonomi masyarakat kembali pulih, sekolah dan kampus kembali normal dan sektor pariwisata yang paling parah mengalami tekanan kuat bisa kembali normal. 

Wallahua’lam bissawab


Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done